Minggu, 27 November 2011

Cermin Negeri Ini


Ada Apa Dengan Negeri Ini ???
 
Negara indonesia adalah sebuah negara yang gemah ripah loh jinawi, yang berarti subur dan makmur. Dengan kekayaan alam yang melimpah negeri ini pun mendapatkan julukan sebagai negeri zamrud khatulistiwa. Pernyataan tersebut diperkuat lagi oleh sebuah data, yang menyebutkan  indonesia memiliki sebuah potensi kekayaan alam yang berlebih dengan perincian sebagai berikut : indonesia memilki 60 ladang minyak (basins), 38 bagian diantaranya sudah dieksplorasi, yang didukung dengan cadangan sekitar 77 miliar barel minyak dan 332 triliun kaki kubik (TCF) gas. Bahkan kapasitas dari produksinya sampai dengan tahun 2000 baru sekitar 0,48 miliar barrel minyak dan 2,26 triliun TCF. Dengan perincian tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan volume dan kapasitas BBM sebenarnya sangat besar dan cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup rakyat di negeri ini (Sumber data ; Walhi, 2004). Menyangkut semua pernyataan dan data tersebut, timbul sebuah nyanyian rakyat yang menghasilkan sebuah pernyataan yang mendalam, Kesalahan apa saja yang dikandung oleh ibu pertiwi ini, yang membuatnya tersenyum dan menangis melihat realita kemiskinan di negeri ini ? Siapa yang patut dipersalahkan dalam masalah ini, apakah pemerintah ? Bangsa ?  kualitas SDM yang rendah ?. Nyayian demi nyayian yang dilontarkan oleh rakyat pun mengalir menghiasi kemiskinan yang kian menjamur di negeri ini. Fakta realita pun menyebutkan : sebuah proyek Exxon di Aceh dan proyek Freeport di papua telah  mendominasi pengolahan kekayaan alam indonesia, monopoli perusahaan asing tersebut telah membawa dampak buruk berupa kemiskinan yang melanda rakyat disekitar daerah tersebut. Rakyat hanya bisa tertunduk, terdiam, bersabar seakan keluh kesah mereka telah dibungkam. Meskipun mereka telah mempunyai DPR yang dapat menaungi aspirasi mereka, tetapi pada kenyataannya suara mereka tidak didengar oleh pejabat sekitar, dengan kata lain pejabat di daerah tersebut telah membisu dan menutup telinga dengan penderitaan rakyat tersebut.  
Semua kejadian yang membuat ibu pertiwi ini menangis pun kontras dengan isi pasal 33 UUD 1945, yang berbunyi “Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesarnya-besarnya bagi kemakmuran rakyat”. Bunyi pasal tersebut seakan hanya sebuah lagu yang kian mengalir dan tak dapat di implementasikan untuk memecahkan permasalahan negeri ini. Itulah cerminan nyata dari negeri ini yang hanya terpaku pada penindasan-penindasan disertai dengan harapan bangsa yang tak pernah tersampaikan.

3 komentar: