Kisah Seorang Pahlawan Tanpa Tanda Jasa

Kisah Hidup Pahlawan Tanpa Tanda Jasa

Sang fajar telah menyingsing, dan mentari pun siap menyinari langkah pengabdian seorang guru di sebuah sekolah. Dia adalah Sugeng, seorang guru honorer yang mengabdikan ilmunya di SMP Nusantara yang berada pada jalan Jelantik No 16 Tanjungagung, Tanjungkarang Timur (TKT), Bandar Lampung. Dengan sebuah spidol dan sebuah buku bergambar Not Balok yang tergenggam di tangannya, ia pun mengawali tugas mengajarnya sampai dengan bel sekolah berbunyi, sebagai tanda berakhirnya kegaiatan belajar dan mengajar di SMP tersebut. Setelah  tugas mengajarnya selesai, kemudian ia lanjutkan dengan mengayuh becak sebagai profesi sampingannya. Ia mengawali profesi tersebut pada tahun 1993. Alasan ia melakukan profesi tersebut karena himpitan ekonomi yang memaksanya untuk menjalankan profesi sambilan tersebut. Usaha sambilan yang dilakukan Sugeng tersebut, telah menambah penghasilannya sebagai guru honorer. Ketika ia menjadi guru honorer ia hanya mendapatkan penghasilannya sebesar Rp 224 ribu per bulan, setelah ia menjalani profesi tersebut,penghasilannya kini menjadi Rp 900 ribu per bulan.

 Sugeng pun dengan  telaten ulet mengumpulkan uang dengan becaknya. Profesi tersebut ia  lakukan demi ketiga buah hatinya yang membutuhkan biaya pendidikan . Yaitu : Ratih Sepsilawan, 17, yang sekarang menduduki bangku sekolah kelas XII SMA; Surya Galih, 14, sebagai seorang pelajar kelas VIII SMP; dan si bungsu yang bernama Singgih Remili Darma, 12, seorang murid kelas VI SD.

Kondisi Sugeng bertambah memprihantinkan lagi sejak Maret 2011 sang istri meminta berpisah karena dirinya tak mau hidup dengan serba kekurangan. Kini, sugeng pun harus hidup sendiri dengan menanggung biaya hidup ketiga anaknya tersebut.

Meskipun kehidupan sugeng dilanda kekurangan. Tetapi ia tetap mempunyai harapan kedepan, ia berambisi besar ingin melanjutkan pendidikannya ke jenjang strata 1, agar ia diangkat menjadi PNS.

Itulah cerminan kehidupan dari profil seorang Pahlawan Tanpa Tanda Jasa dari jaman dahulu sampai sekarang, yang tak akan pernah lepas dengan gelarnya Umar Bakrie.